The truth is .. gue baru pertama kali nonton yang namanya Teater Musikal. I mean, teater musikal yang bener bener di gedung teater asli bukan drama musikal musikalan alias abal abal (mehehehe) yang biasa ditampilin kalo ada event apa gitu di sekolah -,-
Nah, jadi ceritanya Musikal 'beneran' pertama yang gue tonton setelah 17 tahun berpijak di tanah ini *hiperbol* adalah yak *drumrole* tidak lain dan tidak bukaaaaan *jeng jeng jeng* Musikal Laskar Pelangi (which will be showed from 17th of Dec this year until 9th of Jan next year c:) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Iyaaaa teater yang baru diresmiin kemaren itu loh.
Awalnya motivasi gue dan ketiga temen gue : Ka Mely, Anind sama Prima (hai hai c;) buat nonton Musikal ini adalah karena ada idola idola kita gitu loh disini. Secara kami adalah segelintir dari jutaan ICL (idolaCilikLovers) mehehe. Mulanya karena MLP ini udah gembar gembor banget ya kan dari beberapa bulan lalu, dan karena kita udah tahu bakal ada Gabriel, Ashilla, Patton dan Bastian (yang adalah jebolan IdolaCilik) kita jadi semangat '45 banget buat cari dan beli tiket di tanggal yang ada anak IdolaCiliknya.
Nah, pilihan pun jatuh di tanggal 18 Desember kemarin yang cast list nya adalah seperti ini :
Sabtu, 18 Desember 2010
Matinee Show – 14:00 WIB
MUSLIMAH : Eka Deli
IKAL : Kelvin Joshua
LINTANG : Patton Otlivio L.
MAHAR : Daffa Eriyanda
SAHARA : Ashilla Zahrantiara
KUCAI : Dicky B. Raymardi
BOREK : Billy Titus
SYAHDAN : Willy Jackson
TRAPANI : Iqbaal Dhiafakhri R.
AKIONG : Nathanael Hendrianto
HARUN : Bramantya Dwipramadya
PAK HARFAN : Iyoq Kusdini
PAK BAKRI : Haikal
IKAL DEWASA : Nino Prabowo
dan
ENSEMBLE WARGA KAMPONG GANTONG –
Theatre Company Musikal Laskar Pelangi
note : yang gue bold adalah anak IdolaCilik hehe
Dan ternyata motivasi kita yang mulanya cuma untuk melihat anak-anak Idola Cilik aja diganjar dengan sesuatu yang diluar bayangan, yang sampai pada saat kita keluar dari ruangan pun kita masih terbengong-bengong dan bilang "Sumpah ini kita bayar segitu ga ada apa-apanya dengan yang tdi kita liat." Kami berempat pun melangkah keluar dengan wajah agak-agak terpesona bin autis. (mehehehe)
Oke gue pikir cukup kali yeee latar belakang dari gue. Sekarang gue mau nyoba review teater musikal yang 'ah-mazing' sangat ini, kayak sekarang kan kayaknya lagi happening ya review-review gitu hehe berhubung gue pemula yah maaf kalo agak gimana gitu (SFX : Woi kelamaaaaan preambule nyaaa)
Ok, check it out : (ehm ehm harus formal ..)
Musikal Laskar Pelangi digawangi oleh 'pejabat-pejabat' ternama dalam bidangnya masing-masing. Riri Riza (sutradara), Mira Lesmana (produser, naskah, lirik lagu), Erwin Gutawa (musik & komposer), Jay Subiakto (desain artistik), Toto Arto (produser), Hartati (Koreografer) adalah beberapa di antaranya. Riri Riza dan Mira Lesmana berdua tak lain tak bukan juga merupakan director dan producer dari Laskar Pelangi serta Sang Pemimpi The Movie. Diadaptasi dari salah satu serial buku terlaris yang sama dari novelis cerdas Andrea Hirata, kini mereka bertanggungjawab pula untuk menyajikan Laskar Pelangi dalam format baru : Teater Musikal. Dibagi dalam 2 babak/session, penonton takkan berhenti ternganga menyaksikan kemegahan dan kemagisan dari pertunjukan yang ditampilkan oleh lebih kurang 150 pemain berbakat ini, yang bisa disandingkan dengan West End bahkan Broadway !
Gue akan mencoba meringkas Judul-judul adegan per babak (yang setelah gue pikir pikir ga akan gue tambahin soal bocoran lagunya muahahahaha) *kabur* *gamaujadispoilertotal* *capejadiformal* -,-
Babak I :
*Overture
Adegan 1 : Inilah Kampong Gantong (Ikal Dewasa)
Adegan 2 : Menanti 10 Murid (Memulai Flashback)
Adegan 3 : 5 Tahun Kemudian
Adegan 4 : Pemilihan Ketua Kelas
Adegan 5 : Lintang
Adegan 6 : Kelas Pak Harfan
Adegan 7 : Toko Sinar Harapan
Adegan 8 : Pak Bakri
Adegan 9 : Belajar Di Luar Kelas
Adegan 10: Karnaval
*Intermission (20 minutes break time)
for :
- Adegan 1 dibuka oleh Cowok-cowok dari Theatre Company yang menurut gue pas banget sebagai awalan (kuli-kuli dan satpam PN Timah). Entah kenapa gue merinding sendiri liat kekompakan tarian nan gagah dan paduan suara tenor-bariton-bass mereka mereka itu.
- Di Adegan 'Kelas Pak Harfan' ada yang membuat gue (dan gue yakin semua penonton berdecak kagum), adegan ini adalah waktu Pak Harfan bercerita di kelas LP, tiba-tiba turun frontscreen (layar translucent yang menutupi bagian depan bak tirai panggung) dan saat Pak harfan menggerakkan tangan untuk menulis di 'papan tulis' itu muncullah titik-titik biru yang menggeliat-geliut sehingga *abrakadabra* muncullah gambar menakjubkan tentang Perang Badar (whatev' soal teknologi yang namanya proyeksi, buat gue ini magis abis sumpah)
- Aktingnya Ikal saat jatuh cinta sama 'Jari jari Cantik' si Aling bener bener 'aww' banget. Pake ada confetti segala pula dan lighting panggung langsung jadi pinky-pinky gitu muahahaha. Kalo kata anak anak sekarang "unyu unyu benjeeeet G1t03 L0o0cHh" (bacanya tolong sok imut, terimakasih) dan seriously, i can't stop humming the beautiful soundtrack from this scene.
- Gimmick-gimmick yang ngundang tawa semua orang : sepasang kambing beneran yang nginep di SD Muhammadiyah, ibu bersasak tinggi dan berkipas bulu merah nan angkuh yang bikin keki, Aling tahu tahu muncul di salah satu scene sampe Ikal mau ngejar tapi ditahan temen-temennya sampe sesi garuk-garuk pantat ga pentingnya si pemakai-kutang-dan-boxer-norak-sejati alias Bah Asiong (bokap Aling).
- Efek-efeknya (yang bikin gue bengong norak banget) : Silhoutte Effect waktu Adegan 'Lintang' kalo ga salah. Kayak ada yang capoeira/beladiri (gue juga ga ngarti) gitu deh pokonya sampe semua orang tepuk tangan kenceng banget ; Hujan buatan (tapi air beneran yang turun di panggung) waktu adegan 'Belajar Di Luar Kelas'.
- Duel rampak rebana dari Muhammadiyah dan drumband dari PN Timah, di tengah tengah battle *halah* tiba tiba anak-anak LP pada ber-rampak ria dengan irama melayu yang sangat dangdut dan bikin gue ngakak kenceng.
for :
- Entah kenapa tiba tiba di tengah babak I (kalo ga salah waktu adegan 'Pak Bakri') itu gue merasa agak membosankan gitu -,- dan ibu ibu di sebelah kanan gue pun bisik-bisik sama anaknya "Ini ngebosenin ya."
Babak II :
Adegan 1 : Kuli-Kuli
Adegan 2 : Kapur Lagi, Kapur Lagi
Adegan 3 : Semua Berduka di Timur Belitong
Adegan 4 : Muslimah
Adegan 5 : Cerdas Cermat
Adegan 6 : Perginya Si Cemara Angin
Adegan 7 : Berita Dari Lintang
Adegan 8 : Kembali Ke Kampong Gantong
*Curtain Call
for :
- Lagi-lagi pembuka setelah Intermission itu adalah para Kuli-kuli dari Theater Company yang bener-bener ngebakar semangat penonton untuk kesekian kalinya.
- Di Adegan 'Semua Berduka di Timur Belitong' gue bener bener ngerasain feel 'kesuraman' nya. Dengan sosok sosok misterius bersarung, kuli-kuli dengan bahu lunglai, ibu-ibu yang menampi sejumput (bener-bener cuma seiprit) beras dalam bungkusan kain kumal. Hmmmm keren
- Properti waktu 'Cerdas Cermat' itu benar benar bikin semua penonton duduk tegak di kursinya. Ada papan dengan lampu neon kuning dan merah bak broadway tapi berformat papan skor lomba digital instead of tulisan 'BROADWAY'. Dan lagi-lagi frontscreen translucent ih-waw itu yang muncul waktu Lintang menjabarkan hitungannya yang dibilang jawaban salah sama si ibu-nyolot-sasak-tinggi-pengen-gue-jambak.
- Konsep keren di adegan 'Perginya si Cemara Angin' antara Lintang yang rindu sama ayahnya dan Ikal yang kangen sama sahabat jeniusnya, Lintang. Mereka berdiri di tengah panggung yang sama, hanya berjarak beberapa centi, hanya bersekat udara, tapi mereka tidak saling melihat, tidak saling menyadari keberadaan masing-masing. Saat Ikal melangkah ke titik fokus Lintang, Lintang sendiri mulai menari ke lingkaran cahaya Ikal. Ditambah lagu 'Menanti Ayah, Menanti Lintang' gue merasa lutut gue lemas dan gue cuma bisa bilang "aaaaah" (so sweet)
- Gue harus jujur air mata gue hampir netes saat Lintang nyanyi 'Salam Perpisahan' di adegan 'Berita dari Lintang' gue yang merinding-rinding disko gimana gitu. "Anak sekecil itu, harus menahan beban sebesar itu," (kira-kira begitu) kata Bu Mus. Gue cukup terhenyak saat Ikal meraung melihat punggung Lintang menjauh, mungkin Ikal tahu dia bisa mengejar tubuh itu, tapi kenyataannya dia takkan bisa meraih masa depan untuk Lintang juga toh ? Karena saat itu, dirinya sendiri pun masih menjadi salah satu tikus yang paceklik di lumbung padi.
for :
-Entah kenapa menurut gue waktu Adegan 'Muslimah' itu lagunya kepanjangan -,-
(Sejujurnya gue agak ragu memasukkan poin poin berikut di thumbs-down, tapi ya sudahlah -,- Mungkin karena sutradara dan produsernya sama seperti format layar lebarnya, maka ada beberapa adegan yang gue sampe bilang "Dih, mirip banget sama filmnya" yah kan biar gimana gue meng-expect ada yang beda dong mehehehe *ogahrugi , seperti :)
- Waktu Ikal tahu Aling pergi ke Jakarta tiba-tiba ada barang-barang runtuh.
- Waktu anak anak LP mau ikut lomba cerdas cermat mereka sempat latihan di kelas dan itu sumpah pertanyaannya sama semua kayak di film -,-
- Waktu Bu Mus nemuin Pak Harfan udah meninggal itu posisinya sama-sama lagi tidur menelungkup di meja, bahkan ada termos jadul yang letaknya persis kayak di film -,-
Dibalik kelebihan dan kekurangan diatas, gue takjub banget sama musikal ini, Curtain Call (manggilin pemain satu-satu) pun masih bisa bikin penonton terpingkal-pingkal ngeliat pemain pada heboh mehehehehe.
Sekali lagi gue mau bikin thumbsup and thumbsdown buat keseluruhan acara c;
for :
- Teater Jakarta itu serius keren banget. Meskipun gue di lantai tiga (fyi, gue beli tiket yang kelas 3) tapi keseluruhan main stage bener-bener keliatan jelas dan gue bisa nikmatin acaranya karena sistem pe-nonaktif sinyal yang menajubkan di dalam ruangan. Jadi sewaktu nonton ga akan terganggu deh sama bunyi kling kling ibu sebelah lagi BBM-an, cewek di depan telpon-an ama pacarnya mehehehe.
- Propertinya yang sumpaaaah bikin gue cengo pertama-tama. Gue baru tau kalo properti teater yang segede bagong itu kebanyakan ditarik ke atas. Di MLP sih ya kayaknya cukup sedikit props yang digeser ke kanan-kiri panggung. Propertinya itu bener-bener yang mendetil dan amazing banget lah. Mulai dari gedung beserta pagar kawat PN Timah, Rumah Bu Mus, Bukit bukit jerami kecoklatan, SD miring Muihammadiyah, Rumah Bu Mus, Warung Kopi, Rumah Lintang, Perahu ayah Lintang, gapura 17-an bisa jadi satu buku sendiri kalo gue sebutin semua propsnya -,-
- Lagu dan musiknya yang bener bener menyihir. Melantunkan narasi dari buku setebal Laskar Pelangi lewat aransemen nada yang memukau milik para pemain. Dan lirik-lirik lagunya itu bener-bener edukatif. Ada pelajaran sains dan matematika yang terselip di dalamnya. Kewl c; Alunan-alunan not itu bikin semua penonton pengen joget, pengen ngapalin liriknya biar bisa ikut nyanyi bareng, pengen cepet-cepet beli cd soundtracknya hehehehe.
- Pemain yang kayaknya 'paaaaas' banget terutama Maharnya kali yaaa. Ya ampun sumpah Maharnya beneran petakilan, kutu loncat, ga bisa diem bisa bikin orang geleng-geleng kepala padahal cuma liat gestur isengnya doang.
- Event booknya bagus *poingapenting*
for :
- Sayang banget ga ada bagian Tuk Bayan Tula sama Flo di Musikal ini. Coba kalau ada terutama yang Tuk Bayan Tula, gue bisa ngebayangin gimana spooky tapi kewl-nya setting dan props panggung nanti. Hmm
- Sempet ada suara 'krek' yang cukup kenceng akibat flybar yang agak ngadet mungkin.
- Kayaknya anak-anak LP yang paling disorot cuma Lintang, Ikal, Mahar, Sahara dan Kucai. Gue ngeliatnya si Akiong, Borek, Trapani, Harun, Syahdan cuma pelengkap. (Ga bisa disalahin juga sih karena di buku juga yang paling menonjol Trio Ikal-Lintang-Mahar hehe) -> so why am i bothering ? -,-
Overall, gue bener bener takjub sama musikal ini. Teater Musikal pertama yang gue tonton dan gue rasa ga akan pernah gue lupain hehehe. Gue bener-bener kasih standing ovation buat semua yang terlibat terutama bagian Suppliers Set, Special Effect, Lighting Team, Multimedia Team yang bikin musikal ini sangat worth to watch ! (im not kidding, semua penonton pasti tepuk tangan di setiap pergantian adegan)
Believe me, Lo ga akan nyesel merogoh kocek lo untuk menonton teater musikal ini. Yang gue jabarin ini sangat tidak ada apa-apanya dengan kemagisan yang bakal lo liat sendiri dan bikin lo ber "ooh" dan ber "aaah" tanpa henti.
So, just tighten your shoes lace, go to the nearest ticket box and grab the magic !
note : the image of Teater Jakarta, TIM is courtesy of Musikal Laskar Pelangi's official website ; the cast list is copied from Musikal Laskar Pelangi's facebook account
hay :)
ReplyDeletefollow back ya
sumpah itu keren banget,
ReplyDeletegw nonton tanggal 16. muahahahaha.. ( gratisan gituloh, iyelah gladi bersih )
di kelas 1, (bruakakakakaka)
dan gladi bersihnya aja tuh keren banget,
ohh.. coba pas PAK BAKRIEnya ,kak Gabriel sumpah dia keren banget.
trus yang jadi muslimah kak Lea ( dia kan guru sopran gitu bukan? )
pokoknya keren abessssss..
ehh itu nonton di kelas 3 enak nggak?
ane pengen nonton lagi..
katanya rasanya ketarik ya?
dan emang pas kuli2 PN.Timah nyanyi tuh KERENNNNNNNNNNN BANGETTT!!! Menggentarkan Seluruh TIM ( nada lebay ) awkawkkaw..
dan Favorit part gw pas kuli3 Pn.Timah nyanyi, trus pas Lintang kehilangan Bokap ( pengen nangis sumpah ) trus pas salam terakhir si lintang ( air mata udah bercucuran ) trus pas si ikal nyanyi buat lintang trus lintang nyanyi buat bokapnya ( nadahin air mata pake ember ) trus semuanya deh. hahahhaa..
@mawar : sudah di folback c;
ReplyDelete@Adhie : wew asik banget liat gladi bersihnya kok bisa ? hahahaha kelas tiga enak kok gue sih tetep bisa nikmatin karena panggung tetep keliatan jelas c; gue aja ini pengen nonton lagi kalo ada duit (?)