Tuesday, January 31, 2012

Enaknya...

Enaknya sharing alias curhat sama orang yang lebih dewasa (it's not related with age at all, i warn you) itu...

1. Mereka jujur. Mereka ga akan over memositif-mositifkan (oke gue gatau ini baku apa ga, pokoknya kata dasarnya positif xP) suatu hal, yang memang perlu dipikirkan lebih jauh. Kalau memang yang lo ungkapkan itu
adalah sebuah masalah, mereka akan bilang itu masalah. You know, sometimes buat menenangkan kita orang bakal bilang 'Gapapa kali itu.' atau 'Semua baik-baik aja'. Tapi you know, man. Ya, memang mungkin suatu saat masalah itu bakal selesai dan semua baik-baik aja, tapi di detik itu ?

2. Meski begitu, mereka tetep kasih dampak positif. Well, mungkin komentar mereka ga menyelesaikan masalah lo (bahkan bisa aja komentar mereka cenderung 'mendukung' masalah lo), tapi mereka yang lebih punya banyak pengetahuan slash pengalaman, punya pendapat yang masuk akal dan somehow, bakal membuat lo bernafas sedikit lebih lega.

3. Mereka berkepala dingin. Saat lo cerita mungkin kepala lo lagi berasap, atau jantung lo lagi dag-dig-dug saking cemasnya. Tapi komentar mereka, kadang bisa bikin lo lebih rasional dan mengempiskan sedikit kekalutan berlebihan lo saat panik.

4. Beberapa di antara mereka, asiknya, ga terkesan menggurui. Mereka lebih terlihat seperti sharing daripada ceramah.

Saturday, January 28, 2012

A Call from The Past

Just got home after a brief visit from my ex Junior High School.
Dan menemukan beberapa hal yang sudah berubah, sejak hampir empat tahun lalu gue terakhir kesana. (Yap, padahal SMP gue deket banget sama rumah gue)
Contohnya, gudang yang dulu ga dipake pas jaman gue masih murid, udah dirombak jadi toko sekolah. Tanaman-tanaman di area sekolah sekarang udah rapi banget dengan papan-papan biru yang bertuliskan jenis tumbuhannya. Kepala sekolahnya udah ganti. Beberapa guru yang dulu ngajar gue katanya udah resign.
Tapi ada beberapa tempat di seputar sekolah yang sukses membuat gue tersenyum mengenang. Tempat-tempat yang belum berubah. Tempat-tempat, yang jika gue gali, akan gue temukan jutaan harta karun bernama memori.
Disana, bangku batu tempat gue dulu sering banget ngabisin waktu sama sahabat-sahabat terbaik gue tiap pulang sekolah. Dimana kami membicarakan hal-hal remeh kayak gebetan sampe yang berat kayak masa depan. Masa depan, dimana kami sudah ada didalamnya sekarang.
Disana, lapangan tempat kami olahraga. Tempat dimana upacara membosankan itu selalu dihelat di dalamnya. Tempat dimana acara-acara non akademis diadakan, yang membuat kami menjerit kegirangan karena ga harus belajar. Lapangan juga, tempat yang tepat buat colong-colong liatin gebetan. (Hee hee)
Disana, di lantai-lantai yang melajur tetap adalah tempat debu bekas tapak-tapak kami masih berpusar diatasnya. Ada gema langkah kami yang diredam keramiknya, ada celotehan kami soal cerita sederhana juga bisik-bisik rahasia yang masih terekam dalam udara.
Melihat semua ini, gue jadi berpikir.
Sebenernya sekolah ini, juga gambarin gue.
Semua perubahan yang terjadi tadi, menunjukkan betapa empat tahun itu bisa membentangkan jarak ga kasatmata yang begitu jauh.
Gue udah kerja, sementara temen-temen gue kebanyakan masih kuliah.
Gue pisah SMA sama kebanyakan sohib gue di SMP. Mereka dan gue, pasti punya banyak sekali pengalaman yang berbeda.
Mereka mungkin sudah menghadapi hal-hal yang belum pernah gue hadapi dan sebaliknya. Teman-teman bergaul kami juga pasti berubah.
Karena keterbatasan kontak, gue yakin selama ini (SMA - sekarang) sebenernya gue jarang ada buat sahabat-sahabat SMP gue di masa sulit mereka. Padahal ketika SMP, kami janji untuk terus dukung satu sama lain.
Sementara hal-hal yang tetap ada, juga membuat gue bersyukur. Bulan lalu gue baru aja ketemu sama beberapa sahabat SMP gue. Dan percaya atau enggak, kami gak canggung sama sekali.
Mereka berubah (tinggi, penampilan, status) tapi mereka yang gue kenal masih ada, berpendar sebagaimana mestinya.
Kami bertukar cerita seperti biasa, meski ada beberapa obrolan mereka soal SMA yang mungkin ga gue mengerti.
Tapi cara kami tertawa, bergurau bahkan bernyanyi masih sama.
Mungkin ada pembuluh-pembuluh baru pengetahuan, sel-sel anyar pengalaman yang sedikit banyak sudah mengganti pikiran dan pandangan masing-masing.
Karena kami bertumbuh.
Tapi gue yakin, sebesar apapun perubahan kami, kami yang dulu -yang dulu suka tuker-tukeran buku curhat, yang dulu masih suka lari-lari di koridor sekolah, yang dulu selalu histeris tiap abis liat si 'dia', yang dulu musuhan karena hal bodoh nan sederhana- masih ada di dalam jiwa yang sama.
Sekarang... gue yakin soal ungkapan yang bilang bahwa sahabat itu layaknya bintang.
Sejauh apapun (jarak, waktu) mereka, sesungguhnya mereka masih disana.

I treasure them, bestfriends. How about you ?

Wednesday, January 18, 2012

Spreading The Fever : The Hunger Games

Howdyyyy. Sudah lama sekali tidak meng-update blog hohohoho.
It's because .... recently, the universe seems doesn't let me do other things but working. *pouts
Well, well, well. Cus ke pokok pembahasan. Hari ini gue mau bahas soal Hunger Games. Apa itu Hunger Games ? check it out..

Apa itu Hunger Games ?
Kata temen adek gue itu lomba makan =))
No, no, no. Hunger Games adalah sebuah novel young-adult sci-fi yang ditulis oleh Suzanne Collins (terbit Tahun 2008) daaaan jadi best-seller nomor 1 di Amrik, menggeser kedudukan Twilight Saga sih katanya.



Trilogi ini bakal diangkat ke film oleh Lionsgate (Hunger Games bakal tayang tanggal 23 Maret 2012 !)
Gue baca dua buku pertama trilogi ini, The Hunger Games dan Catching Fire tahun 2010 kemaren. Kalo Mockingjay ? Oh, it really was a long hell waiting. *sigh
Karena gue harus nunggu lebih dari setahun hingga akhirnya terjemahan buku itu rilis 14 Januari 2012 kemaren ! (Dengan acara launching keren bertitel #MockingjayParty besutan kakak-kakak panitia @IndoHungerGames)

Tentang apa sih Hunger Games itu ?
Intinya adalah tentang sebuah permainan maut. Di masa depan, di antara sisa-sisa abu Amerika Utara, muncullah sebuah negara bernama Panem beribukotakan Capitol yang berkilau dengan kemewahan dikelilingi 13 Distrik (yang sebagian besar) miskin sebagai penyokong kehidupannya.
Pada Masa Kegelapan (Dark Days), Distrik-distrik ini memberontak tapi akhirnya Capitol berhasil menaklukkan ke-12 Distrik dan 'menghancurkan' Distrik 13. Untuk menghukum ke-12 Distrik dan menunjukkan kekuasaan mutlak Capitol, maka mereka memberikan Hunger Games. Dimana setiap tahun, masing-masing distrik harus memberikan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan (umur 12-18 Tahun) untuk bertarung di Arena (yang dirancang sedemikian rupa dan berbeda setiap tahunnya : padang indah dengan bunga-bunga beracun dan serangga pembunuh, padang pasir yang menjajikan terik kematian, hutan belantara tanpa petunjuk kepastian), saling membunuh hingga nantinya tersisa satu nyawa untuk dijadikan pemenang dan distriknya dihujani hadiah berlimpah.
Katniss Everdeen, adalah remaja putri berusia 16 tahun dari Seam, bagian miskin di Distrik 12 yang demi menggantikan adiknya, Prim, mengajukan diri untuk menjadi tribute dalam Hunger Games ke 74 bersama seseorang yang pernah menghantui masa lalunya dengan sebongkah roti, Peeta Mellark.
Dan dari hari pemungutan itu, dimulailah sebuah pertarungan, yang lebih besar dari seharusnya, yang tak berhenti ketika Arena telah mati, yang menggolakkan Panem dan takkan pernah dilupakan Capitol hingga seterusnya.

Kekuatan Hunger Games ?
Menurut gue buku ini lengkap dan punya komposisi yang pas.
- Kisah Cinta ? Checked (plus bonus : ga over menye-menye)
- Tearjerker ? Checked (apalagi di Mockingjay)
- Action ? Kalo manjat pohon, manah orang, lari ngejauhin ledakan bukan action, namanya apa ? So, Checked
- Keluarga ? Checked
- Fashion ? Wait until you see the upcoming Capitol Couture web and you'll get what i mean.
Bahkan sisi politik, sosial, kemanusiaan yang kental pun di-wrap dengan cantik banget di dalemnya. Somehow gue mikir apa ada Presiden Snow atau Presiden Coin juga di negara ini.
Dan yang makin komplit, buku ini selalu bikin kita mikir. (Gimana ya kalo gue tinggal di salah satu distrik dan jadi peserta Hunger Games ?) Kengerian yang disajikan Suzanne Collins bener-bener bisa merayap sampe ke bawah pelupuk mata kita dan terasa nyata.
Selain itu menurut gue, Buku ini adalah buku yang punya tipe:
1. Begitu lo pegang, bakal susah banget ngelepasnya. Kalo bisa tuh buku lo tempelin depan mata. Bahkan mungkin lo berharap andaikan waktu tidur bisa sambil lanjutin baca. xP
2. Selalu bakal mengendap di benak lo sampe lamaaa, selalu mikirin apa kabar karakternya, bikin lo berat berpisah sama tokoh2nya.

Jadi, gue acung sepuluh jempol buat Suzanne Collins yang bisa bikin novel se addicting ini dan tentu Mbak @Hetih, alih bahasa yang bisa bawa addiction itu juga ke versi Indonesianya.

Hunger Games = Twilight ?
Berhubung gue rada sering denger/baca soal hal yang satu ini, Gue terpaksa harus bilang kalo yang ngomong/nulis sama saja membandingkan gayung dan sepatu. Iya, gayung dan sepatu. Ga nyambung kan ? Naaah itu dia. I read both of them and they really are two different things. Two different stories. A hundred different characterization. So why bother to comparing those two ?
Kalo ga percaya, coba liat ke atas tadi ^ previewnya. Whaddaya think ? Do they even have a slightest similarity, huh ?

The Hunger Games - Movie



Oke, honest opinion. Pertama ngeliat trailernya gue mikir, apa ini palet warnanya ga terlalu cerah ya ? Tapi setelah ditelaah lagi, Hunger Games kan bukan Ghost Ship, jadi usailah perdebatan gue soal ke-gloomy an filmnya. XD
Gue belum pernah liat film Jenn Lawrence (Katniss) sebelumnya, tapi kalo menurut mama Suzanne ato Mba Hetih doi bakal sukses meranin Katniss, i do believe too.
Kalo Josh Hutcherson (Peeta) atau Liam Hemsworth (Gale)....... We'll see.
Gue juga ecstatic baca-baca artikel di homepage IndoHungerGames (a must-visit for Tributes, note that !) Kalo semua benda di Capitol versi film nanti punya sentuhan artistik dan semua cast bener-bener butuh perhatian khusus untuk still & appearancenya.



I think this movie is gonna be huge.
Dan soundtracknya ? With Taylor Swift as one of the contributors, who's kidding me ?

Some of the OST. Hear, hear.

Safe and Sound - Taylor Swift


Full Tilt - Mercury (Hunger Games Teaser soundtrack)

Rebellion - Arcade Fire

Jadi, kesimpulannya....
For anyone who's reading this and acknowledge yourself as a hardcore reader. You should give a try to this awesome series and i bet you'll be a devoted Tribute in a snap.
Karena menurut gue Hunger Games is one of the best trilogy that ever been created in human existence. xD
Gue udah ngeracunin tiga orang sejauh ini. Adek gue dan dua temen hi-school gue, dan terbukti mereka sekarang jadi avid Peeta fans LOL.

Last word, May The Odds Be Ever in Your Favor !

Janice Nathania, over and out.

Ps : gue sedang banyak banyak berdoa biar acara Nobar Hunger Games jadi. Tributes Indonesia seru pisaaaan ! (Y)